Mustafa Kemal Ataturk. /boombastis/ |
Portal Kaffah – Setelah berhasil menyingkirkan ulama dari kehidupan sosial dan politik, kemudian Mustafa Kemal mengajukan pemikiran tentang nasionalisme agama.
Menurutnya, agama merupakan suatu lembaga sosial dan oleh
karena itu agama harus disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat
Turki.
Kemudian suatu komite terbentuk di Fakultas Teologi
Universitas Istanbul melakukan modernisasi terhadap ajaran Islam. Komite ini kemudian
menyebarkan ide Mustafa Kemal untuk mengganti bentuk dan suasana masjid
sebagaimana bentuk dan suasana gereja di negara-negara Barat.
Mereka menekankan pada pentingnya masjid yang bersih, dengan
bangku-bangku dan ruang tempat penyimpanan mantel.
Selain itu, mereka juga mewajibkan jamaah masuk dengan
sepatu yang bersih, dan mengganti bahasa Arab dengan bahasa Turki.
Puncaknya pada tahun 1932, pemerintah mengeluarkan kebijakan
mengganti lafal adzan yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Turki, dan ini
merupakan sesuatu yang sangat ditentang oleh mayoritas masyarakat Muslim Turki.
Sesungguhnya gerakan reformasi di bidang agama yang
dilakukan oleh kaum Kemalis, bertentangan dengan ide sekularisme yang mereka
usung sendiri.
Berbagai upaya Turkifikasi Islam atau nasionalisasi Islam
yang mereka lakukan merupakan bentuk campur tangan pemerintah terhadap
kehidupan beragama di dalam masyarakat.
Padahal, sekularisme sejatinya memisahkan hubungan antara agama
dengan pemerintahan di mana negara menjamin kebebasan beribadah bagi warga
negara.
Akan tetapi pada kenyataannya, kaum Kemalis menjalankan
sekularisme yang mereka agung-agungkan itu dengan semangat nasionalisme yang
radikal dan sangat dipaksakan. Wajar saja, jika gerakan nasionalisasi agama ini
hanya bertahan sebentar.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kaum Kemalis (Partai
Rakyat Republik) pada 1950 adzan kembali diucapkan dalam bahasa Arab.
Masjid-masjid di Turki pun tetap menunjukkan bentuk-bentuk yang umum
sebagaimana masjid di negara-negara lainnya.
Hilangnya Nilai-Nilai Keislaman di Bawah KepemimpinanAtaturk (Bagian 3)
Hilangnya Nilai-Nilai Keislaman di Bawah KepemimpinanAtaturk (Bagian 1)